Sosok Inspiratif, Dosen Teknik Industri UMC Sulap Lahan Tidur Jadi Produktif

Sosok Inspiratif, Dosen Teknik Industri UMC Sulap Lahan Tidur Jadi Produktif
Johan bersama Pembina Morrus-Berry (Foto: umcpress.id)

UMCPRESS.ID - Pandemi memang boleh belum mereda tapi semangat berdaya dan berkarya tidak boleh berkurang. Seperti yang dilakukan oleh sosok dosen teknik industri Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) yang menyulap lahan tidur  menjadi  produktif.

Lahan tidur yang tadinya lebat dengan rumput setinggi dua meter bahkan dipandang sebelah mata,telah menggerakan hati sang dosen melakukan gebrakan yang tak biasa.

Dialah Johan M.T,  Pemilik Morrus - Berry. Pria asal kuningan Jawa Barat, 24 April 1975 yang dikenal sangat bersahaja ini ternyata penikmat kopi sejati. Baginya, minum kopi hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan. 

Maklum, Johan selalu menyambut siapapun yang datang menjumpainya dengan racikan kopi penuh aroma. 

Kesan itulah yang terpancar saat awak media umcpress.id menjumpainya di kebun berry hadapan rumahnya yang kini bernama Padepokan Arben Cirebon di perumahan griya caraka blok A7 no 03, desa kalikoa, kecamatan kedawung, Kabupaten Cirebonn pada Sabtu (24/7/2021).

Sambil seruput kopi, sinar matahari pagi ditambah udara yang memberikan pancaran semangat. Seolah membisiki "Sambutlah pagi dengan senyuman dan suasana hati yang baik."

Johan mengawali ceritanya soal buah berry yang di tanam di tanah sebesar 300 meter yang merupakan lahan fasilitas umum ( fasum) yang tadinya sebagai lahan tidur.

Lantas bagaimana histori Morrus Berry, nama ini dimabil dari nama latin morrus alba yang kemudian di gabung menjadi morrus yakni bahasa latin dan berry yang dikenal dalam bahasa indonesia, jadilah Morrus-Berry.

Lebih lanjut, Johan menjelaskan, lahan marginal ketika diberikan perlakuan pupuk organik terfermentasi bisa mengubah lahan tidur terkonversi menjadi lebih bermanfaat.

Campuran pupuk kandang yang dianggap komplit  membuat lahan tersebut menjadi subur.

Johan memiliki pandangan bahwa bertani itu menyenangkan.  Awalnya, dia hanya coba budidaya murbei atau berry.  Ternyata, rasio kematian bibit sampai 50%.  

Kendati demikian, Johan tak patah arang, justru ia terus mencoba dengan teknik yang lebih baik lagi. 

Practice makes perfect, tampaknya ungkapan ini diyakininya sehingga eksperimen yang kesekian kali, tanaman berrynya pun mulai tumbuh sebanyak 70%.

"Saya membuka lahan tidur ini pada 12 februari 2020 silam. Kala itu, banyak faktor yang menyebabkan kematian tanamannya,  salah satunya bibit terlalu muda," jelas Johan.

Seiring dengan waktu, tanaman berry mulai memberi warna tersendiri di lahan tidur tersebut. Sontak, mulai mencuri perhatian publik, terutama warga perumahan griya caraka.  

Ibaratnya, mulut lewat mulut alias MLM, kabar adanya lahan tidur yang dirubah menjadi kebun  buah berry di perumahan griya caraka mulai santer. Pucuk dicinta ulam pun tiba, warga di luar perumahannya mulai berdatangan bahkan banyak kunjungan instansi pemerintah dan swasta, seperti kunjungan TNI dan POLRI, Instansi Pemerintah di kabupaten dan Kota Cirebon.

Suami dari Arie Sustio Utami,  S. Si,  MT yang juga dosen di tekhnik industri UMC ini tak menyangka jika Morrus Berry ini menjadi viral.

Salah satunya, liputan dari Trans 7 dalam acara jejak si gundul tentang UMKM, Johan dinilai sebagai sosok inspiratif karena tanaman berry miliknya bukan buah biasa.

Johan yang dibantu mahasiswanya di UMC melakukan inovasi dengan menghasilkan produk unggulan berupa teh, kripik, juss, sirup, tepung dan pakan ternak.

Luar biasa, Johan mampu menaikan kelas buah berry yang awalnya hanya di konsumsi menjadi deretan produk unggulan yang bernilai ekonomis. 

Johan pun membawa produk unggulan dari berry ke Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan di Unit Jasa Analisi Bahan dan Produk Olahan.

Ayah dari Syafiq Abdurrahman (15) dan Aisyiah Qurratu Aini (11) mulai melakukan penanaman masal di lahan 3000 meter, daerah babakan sumber plangon kabupaten cirebon.

Di tahun 2019, Kementerian Desa RI mengundang Johan karena keberhasilannya membina sejumlah desa di Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Misalnya, desa gunung manis, bobos, salawana, cibulan, kalikoa, wilulang dan pasapan.  

Torehan prestasi inilah yang membuat Johan sering jadi pemateri, khususnya peran mahasiswa membangun desa. 

Alumnus S2 Universitas Mercu Buana Jakarta ini sudah mematenkan produk berrynya di pangkalan data kekayaan intelektual no DID2020084108 untuk Budidaya Tanaman Buah Berry Cirebon. 

Johan kembali memberikan pesan penuh nutrisi bahwa mimpinya menjadi dosen dan petani agar bisa berbagi kepada masyarakat sekitar dan untuk menigkatkan perekonomian di era pandemi seperti ini.

" Berry yang kami tanam di lahan tidur ini gratis, silahkan ambil sesukanya. Apalagi buah berry banyak manfaat secara kesehatan. Bisa di lihat di google, apa saja manfaatnya," ungkap Johan. 

Di penghujung perbincangan hangat, Johan mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang selama ini selalu memberikan dukungan positif. Terutama pembina Morrus-Berry, UMC dan masih banyak rekan-rekannya yang memiliki visi yang sama.

" Saya ucapkan terimakasih kepada pembina Morrus Berry, Pak Serka M Soleh sebagi Babinsa desa kalikoa kec Kedawung, Koramil 2002/ Tengah Tani dan Pak Aipda M.Sonny Kurniawan, SE selaku Bhabinkamtibmas desa Kalikoa.   Kedua Tokoh inilah yang selalu memberikan dukungan kepada kami. Tak lupa kepada Rektor UMC, Pak Arif Nurudin juga memberikan dukungan," tutup Johan.