Bersama SEAMEO CECCEP, Rektor UMC Ungkap Pentingnya Riset Pembelajaran PAUD Pasca Pandemi

Bersama SEAMEO CECCEP, Rektor UMC Ungkap Pentingnya Riset Pembelajaran PAUD Pasca Pandemi
Rektor UMC, Arif Nurudin

UMCPRESS.ID- Pembelajaran di rumah dengan metode pembiasaan tidaklah semudah yang dibayangkan. Faktor kurangnya semangat anak dan kurangnya kemampuan orang tua dalam mendampingi anak menjadi tantangan dalam penerapan metode pembiasaan. 

Hal ini menguak saat pleneray session Konferensi Internasional dengan tema  "Redefining the Effective Approach for Developing Early Childhood in the Post-Pandemic Era” yang diselenggarakan oleh Southeast Asia Ministers of Education (SEAMEO) Center of Early Childhood Care and Parenting (CECCEP) di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang berkolaborasi dengan  Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC). 

Konferensi Internasional ini digelar secara online dan offline.

Arif Nurudin M.T selaku Rektor UMC dalam sambutannya, menilai tema yang dipilih sangat tepat, dimana para peniliti dari semua sektor, berbagi informasi tentang PAUD dan pendidikan orang tua untuk mendefinisikan kembali strategi pembelajaran PAUD di pasca pandemi. 

Tak bisa dipungkiri, tidak semua orang tua bisa seperti guru di sekolah. Banyak orang tua tidak telaten, anak biasanya malah dibentak-bentak yang juga efeknya kurang bagus. Mungkin karena keadaan situasi dan kondisi, anak jadi kurang semangat di rumah sehingga jenuh, tidak ada teman-teman, dan tidak ada yang memotivasi. Karena biasanya di sekolah guru menyampaikan pembelajaran diselingi dengan seni, ada tepuk-tepuk, bernyanyi, dan selingan berbagai kreativitas lainnya, sedangkan di rumah cenderung monoton.

Apalagi pandemi ini sudah berlangsung hampir dua tahun lamanya, karenanya, riset berbasis Early Childhod Education atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus menjadi fokus utama, sehingga kedepannya ada roadmap yang memberikan rekomendasi kebijakan, saran dan sumber daya untuk memperkuat program PAUD.

Usai Konferensi Internasional, mesti ada sustainable program berbasis riset

Hal ini sangat berguna untuk memastikan ritme pembelajaran PAUD tetap on the track pasca pandemi nanti.

"Saya kira dengan wadah Konferensi Internasional bersama SEAMEO CECCEP yang dihadiri oleh Peneliti dari berbagai belahan dunia selama dua hari ini, bakal menyuguhi insight konkrit yang mampu menelaah sejauhmana roadmap pembelajaran PAUD yang aplikatif pasca pandemi. Mari kita lihat kedepan dan usai dari kegiatan ini mesti ada gebrakan yang measurable dan visioner, inilah nilai optimisme yang perlu dibangun," ucap Arif saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi di Hotel Patra Cirebon, Rabu (17/11/2021).

Selain itu, imbau Arif, keterlibatan pemangku kebijakan, mulai dari mekanisme pembiayaan, pemantauan dan evaluasi, pendekatan multi-sektoral, koordinasi serta kemitraan strategis antara NGO Nasional juga Internasional, masyarakat sipil, sektor publik dan swasta sangat penting untuk mewujudkan Riset Pembelajaran PAUD pasca pandemi.

"By participating this conference, I assume that the involvement of decision makers which involve the financing, monitoring and evaluation mechanisms of a multi-sectoral approach, coordination and strategic partnerships between national and international agencies, civil society, public and private sectors are very vital in implementing the resarch based on early childhood education post pandemic," ungkap Arif.

Yang paling penting lagi, kata Arif, Konferensi Internasional ini seyogyanya mendorong Dosen lebih giat melakukan Riset yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Terlebih, kegiatan ini menjadi bukti UMC konsisten mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang ruhnya adalah riset dan pengabdian masyarakat.

Arif mengucapkan terimakasih kepada  Direktur SEAMEO CECCEP Dr. Dwi Priyono dan Ir. Harris Iskandar, Ph.D., (Widyaprada Ahli Utama Kemendikbud) yang mewakili Nadiem Anwar Makariem (Menteri Pendidikan,Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia). 

Apresiasi setinggi-tingginya juga disampaikan kepada  kepada Prof. Chiaki Miwa (University Hiroshima Japan), Associate Professor Marek Tesar (Auckland University, New Zeland), Dr. M.Sofwan Effendi,M.E (MoCCRT, Indonesia), Dr. Sofia Hartati.M.Si., (State University of Jakarta), Dr. Irfan Fauzi Rahmat (University of Muhammadiyah Cirebon, Indonesia), Ines Profoost (Aide at Action France) dan Mr. Kadir Kaan (Forum Fur Bildung und Erziehung, Germany).