Bersama Polda Jabar, UMC Beri Bintek kepada Kanit/Panit Binmas Se-Ciayumajakunuing

Bersama Polda Jabar,  UMC Beri Bintek kepada Kanit/Panit Binmas Se-Ciayumajakunuing
Kabiro Kepegawaian dan Umum UMC Dr. Nurul beserta peserta biintek (Dok: istimewa)

UMCPRESS.ID -  Polda Jabar menggandeng Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) untuk memberikan bimtek kepada Kanit/Panit Binmas Polresta Cirebon, Polres Cirebon Kota, Polres Majalengka, Polres Indramayu dan Polres Kuningan di Aula Pesat Gatra Mapolresta Cirebon, Kamis (9/3/2023).

Kegiatan ini mengacu pada Surat Telegram Kapolda Jabar Nomor ST/383/III/OPS.4.5./2023 tanggal 3 Maret 2023 tentang Binteknis para Kanit/Panit Binmas dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang Literasi Digital dan Mitigasi Bencana Alam jajaran Polda Jabar

Kabiro Kepegawaian dan  Umum UMC Dr. Nurul mengatakan perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat, khususnya kepada generasi milenial dan generasi Z (generasi yang lahir pada rentang 1996 hingga 2012).

Dampak positif terknologi digital antara lain mempercepat komunikasi dan mempermudah  pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya antara lain menumbuhkan individualisme, fitnah, dan sikap anti sosial.

Untuk itu, sangat diperlukan kecerdasan digital menyikap kemajuan teknologi.

Kecerdasan digital menjadi kata kunci agar tetap dapat bertahan di Era Revolusi Industri 4.0 dengan pemanfaatan Internet of Thing (IoT) dan perpaduan teknologi, yang mengakibatkan dimensi fisik, biologis, dan digital sulit untuk dibedakan. Era ini ditandai dengan digitalisasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) secara masif di berbagai sektor kehidupan manusia, terutama di bidang ekonomi (Schwab, 2016).

Konsep Revolusi Industri 4.0 yang tengah melanda dunia telah mengakibatkan terjadinya perubahan yang revolusioner berbasis penerapan teknologi terkini, memunculkan cyber-physical-system, Internet of Thing (IoT), Big Data, dan aneka layanan yang memanfaatkan IT.

Rullie Nasrullah 2017) menyebutkan bahwa ada empat prinsip dasar terkait pengembangan literasi di dunia digital.

  1. Pemahaman yang meliputi kemampuan untuk menyarikan ide secara implisit dan eksplisit dari media.
  2. Saling ketergantungan yang dimaknai sebagai suatu bentuk media yang berhubungan satu sama lain secara potensi, metaforis, ideal, dan harfiah. Media diharapkan tidak hanya sekadar berdampingan, namun saling melengkapi satu sama lain.
  3. Faktor sosial yang menggambarkan interaksi dari literasi. Berbagi atau interaksi tidak hanya sekadar menunjukkan identitas atau distribusi informasi, melainkan juga membentuk sebuah pesan tersendiri. Pengirim, penerima, dan media penyampaian dapat membentuk ekosistem organik untuk mencari informasi, berbagi informasi, menyimpan informasi, dan membentuk ulang media itu sendiri.
  4. Kurasi yang berkaitan dengan penyimpanan informasi. Contoh literasi digitalnya, penyimpanan konten pada media sosial dengan metode “save to read later” merupakan salah satu jenis literasi yang dihubungkan dengan kemampuan dalam memahami nilai dari sebuah informasi dan menyimpannya agar lebih mudah diakses dan dapat dimanfaatkan untuk jangka panjang.

Manfaat Literasi Digital bagi Kepolisian

Penerapan digitalisasi dalam pelayanan oleh Polri mampu mengubah pelayanan kepolisian yang selalu berinteraksi dengan masyarakat. Upaya layanan publik oleh Polri dengan sistem digitalisasi untuk mempermudah, mempercepat, dan mengefisienkan pelayanan. Bukan untuk mengganti atau menghilangkan pekerjaan atau jabatan tertentu. Penerapan digitalisasi dalam pelayanan oleh Polri mampu mengubah pelayanan kepolisian yang selalu berinteraksi dengan masyarakat.

Perlu disadari bersama bahwa dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi saat ini, seluruh masyarakat  mengharapkan adanya pelayanan yang mudah, cepat, transparan, akuntabel dan berbasis teknologi dalam segala hal termasuk juga informasi dan teknologi. 

Terakhir, Nurul berharap kegiatan ini bermanfaat dan menambah khazanah ilmu, khususnya dunia digital.